Sabtu, 26 Oktober 2013

Membayar Dimuka

"Kakak, ayo kita berangkat ke sekolah.", ucap Sam
"Tunggu sebentar, Sam.", balas Dean
     Dean dan Sam adalah kakak beradik. Mereka hanya hidup berdua karena ibu mereka sudah meninggak 5 tahun yang lalu, sedangkan ayah mereka pergi saat Sam dilahirkan. Sekarang, Dean sudah berumur 18 tahun, sedangkan Sam berumur 10 tahun. Jarak umur yang cukup jauh tidak membuat mereka jauh atau membuat hubungan mereka menjadi renggang, sebaliknya mereka sangat dekat satu sama lainnya.
"Kakak, ayo kita berangkat ke sekolah.", ucap Sam
"Tunggu sebentar, Sam.", balas Dean
     Dean dan Sam adalah kakak beradik. Mereka hanya hidup berdua karena ibu mereka sudah meninggak 5 tahun yang lalu, sedangkan ayah mereka pergi saat Sam dilahirkan. Sekarang, Dean sudah berumur 18 tahun, sedangkan Sam berumur 10 tahun. Jarak umur yang cukup jauh tidak membuat mereka jauh atau membuat hubungan mereka menjadi renggang, sebaliknya mereka sangat dekat satu sama lainnya.
     Di sekolah, Sam diberi tugas untuk membuat artikel tentang "tolong-menolong". Sesaat, Sam bingung akan tugas tersebut. Ia bertanya pada Dean, namun Dean juga tidak mengetahuinya.
     Suatu saat, Sam melihat teman sekelasnya diganggu oleh anak-anak dari kelas lain. Saat itu, ia berpikir akan menolongnya, namun ia tidak mempunyai keberanian untuk melakukan hal itu.
"Yang dibutuhkan seseorang untuk menolong orang lain hanyalah keberanian.", ujar Sam. Namun Sam masih ragu akan pemikirannya itu. Saat pulang sekolah, Sam melihat seorang pemuda dalam keadaan mabuk duduk di pinggir jalan.
"Permisi, apa Anda baik-baik saja?", tanya Sam
"Minggir kamu! Dasar penganggu!", bentak pemuda itu
"Maaf, saya hanya ingin membantu Anda.", jawab Sam
"Tunggu, apa kamu yakin dapat menolong saya?", jawab pemuda itu (sambil berusaha berdiri)
"Saya akan mencobanya. Apa yang Anda perlukan?", jawab Sam
"Saya ingin bekerja, saya bosan hidup seperti ini. Bisakah kamu carikan saya pekerjaan?", pinta sang pemuda
"Baiklah, akan saya usahakan. Hari Rabu, temui saya di lapangan dekat sungai pukul 06.00.", ujar Sam
     Sam pun meninggalkan pemuda itu dan segera pulang ke rumah. Ia meminta bantuan Dean untuk mencarikan pemuda itu pekerjaan. Hari Selasa ...
"Bagaimana? Apa kamu dapat mencarikan pekerjaan untukku?", mulai sang pemuda
"Tentu saja. Namun, pekerjaan yang dapat saya tawarkan hanya sebagai Loper Koran di seberang sungai ini. Anda bisa langsung datang ke sana dan mulai bekerja hari ini juga. Apa kau mau?", balas Sam
"Tentu saja. Terima kasih banyak atas bantuanmu ini. Apa yang dapat saya lakukan untukmu?", jawab pemuda itu
"Saya tidak meminta banyak. Saya hanya meminta satu hal padamu, jika ada seseorang yang meminta bantuanmu, bantulah dia. Juga sampaikan kepadanya untuk membantu orang lain yang membutuhkan bantuannya dan begitu seterusnya.", ujar Sam
     Tanpa mendengar jawaban pemuda itu, Sam pergi meninggalkannya. Sesampainya di rumah, Sam mendapat ide untuk tugas membuat artikelnya itu. Ya, bermula dari menolong seseorang yang membutuhkan bantuannya, Sam berniat memberi judul artikelnya "Membayar Dimuka". Selanjutnya, hari-hari Sam dipenuhi dengan menolong orang. Tnpa disadarinya, metode "Membayar Dimuka" yang dibuatnya, sudah meluas.
     Saat itu pukul 21.00, Sam pulang berjalan kaki karena sepeda yang biasa ia gunakan untuk sekolah sedang rusak dan Dean sedang kerja lembur jadi tidak bisa menjemputnya. Di tengah jalan, Sam melihat temannya diganggu. Ya, teman yang sama bebrapa waktu yang lalu. Tanpa berpikir lagi, Sam membantu temannya itu. Tanpa disangka, seorang anak mengeluarkan pisau dan menusuk Sam. Sam pun langsung terjatuh di tengah jalan. Teman Sam dengan cepat menelepon rumah sakit untuk mengirimkan ambulans. Sesampainya di rumah sakit, pihak rumah sakit menelepon Dean. Mendengar hal tersebut, Dean sontak meninggalkan pekerjaanya dan segera menuju rumah sakit. Sampai di rumah sakit, ada dokter yang sudah menunggu Dean ...
"Apa kamu pihak keluarga Sam?", tanya dokter itu
"Ya, saya kakaknya. Bagaimana keadaannya, Dok?", tanya Dean
"Maaf, saya sudah berusaha, namun Tuhan berkehendak lain.", jawab dokter (lalu meninggalkan Dean)
     Dean merasa sangat kehilangan, tanpa disadari air matanya membasahi pipinya.
"Kakak, maaf gara-gara menolong saya, Sam jadi ...", kata seorang anak
"Ini bukan salahmu, Dik. Sekarang sudah larut, pulanglah.", jawab Dean
     Sam dimakamkan esok harinya. Tanpa disangka, kabar kematian Sam sudah menyebar. Banyak sekali orang yang datang ke pemakaman Sam. Mereka datang karena terkesan terhadap metode "Membayar Dimuka" yang dibuat Sam.
"Sam, kau lihat? Banyak orang yang menangisi dan mengantarkanmu ke tempat peristirahatan terakhirmu. Banyak orang yang menyayangimu Sam, termasuk kakak. Jadi, kakak mohon tenanglah disana. Kakak akan berusaha sepertimu disisa hidup kakak. Kakak menyayangimu Sam.", batin Dean
     Walaupun Dean sekarang hidup sendirian, namun ia tidak merasa kesepian. Dean merasa bahwa Sam selalu menemaninya.


0 komentar:

Posting Komentar